Tuesday 15 March 2011

MACET

Benar-benar parah macet di Jakarta, berasa sekali hari ini "menikmati" kemacetan di Jakarta. Dengan menaiki metromini S 75 jurusan Pasar Minggu - Blok M mulailah ku melaju start di perempatan duren tiga (plaza basmar) jam 08.15 WIB, saat naik memang sudah terlihat kondisi lalulintas padat merayap dan meamng benar saat sudah di dalam metromini seakan-akan tak berjalan , jarak antara perempatan duren tiga sampai pasar mampang butuh waktu  1 jam untuk melaluinya, maka layak jalur ini disebut sebagai "jalur Neraka". Belum lagi antara mampang menuju Blok M kondisi sami mawon alias pada bae (kata orang banyumas) setali 3 uang (kata orang sumantra) ditambah ada proyek fly over (jalan layang) antara Jl. P Antasari - Blok M yang cukup banyak memakan garda jalan. Benar-benar kondisi yang membutuhkan energi Kesabaran yang ekstra.

Dalam keadaan seperti itu sempat merenung "betapa banyak waktu yang terbuang" yang seharusnya bisa dimanfaatkan untuk hal-hal produktif namun habis untuk "menikmati" kemacetan yang terjadi hampir setiap hari di Jakarta. Belum pemborosan BBM dan masih banyak hal lainnya. Kasihan bagi mereka yang setiap harinya mengandalkan angkutan umum untuk aktifitasnya sehari-hari.
Bagaimana ini bang foke, katanya serahkan pada ahlinya waktu kampanye kemaren ?

Sunday 13 March 2011

Arumi...arumi

Nama Arumi Bachsin nama yang paling sering  disebut oleh media informasi belakangan ini, tak lain karena permasalahnnya dengan kedua orang tua kandungnya sendiri. Posisinya sebagai seorang artis yang semua sepak terjangnya selalu dipantau oleh media menjadikan kasus ini semakin banyak menyita perhatian banyak orang.
Permasalahan yang diekspose media adalah arumi kabur dari rumahnya sendiri karena ada sikap orang tua-nya yang tidak berkenan bagi dirinya, dan kejadian ini berlangsung dua kali, setelah yang pertama kabur kemudian balik kerumah dan sekarang kabur lagi.
Hal-hal yang bisa dicatat dari kasus ini diantaranya :
1. Ada kekecewaan yang besar pada anak terhadap sikap orang tua.
2. Komunikasi yang tidak lancar (satu arah) antara anak dan orang tua.
3. Kekhawatiran para orang tua peristiwa ini terhadap anak-anak mereka
Mendidik anak memang harus menggunakan pondasi yang kuat dan kokoh yaitu nilai-nilai Islam dan ditanamkan sedini mungkin sebab jika telat, si anak sudah terlanjur besar maka ini akan lebih sulit.
Selain itu juga menjaga pola komunikasi yang sehat dengan anak sesuai dengan tingkatan umurnya, sebab tidak bisa disamakan ber-komunikasi dengan anak SD dengan anak SMP, jika ini salah yang ada adalah pemberontakan-pemberontakan dari anak baik yang ditunjukkan secara langsung pada orang tua maupun dibelakang(tanpa sepengetahuan)  orang tua.
Selanjutnya berikan contoh perilaku dan perkataan-perkataan yang baik langsung pada anak kita, bukan sekedar menyuruh saja.
Dan yang paling penting adalah do'akan selalu anak kita, minta selalu perlindungan dari yang Maha Melindungi.
Semoga kasus Arumi bisa cepat selesai....

Saturday 12 March 2011

Sensitif

Bayi amat sensitif terhadap keadaan disekitarnya, jika ada orang-orang disekitarnya sedang sakit baik itu ibu, ayah ataupun kakaknya maka si bayi rawan tertular alias ikut sakit, jika ada suara-suara bising sefikit saja ia akan terbangun dari tidurnya, dan sebagainya.

Tingkat ke-sensitifan bayi terhadap apa yang terjadi disekitarnya seharusnya juga dimiliki oleh orang dewasa. Sebab semakin banyak saat ini orang yang tidak memperdulikan keadaan sekelilingnya seperti saudara, teman atau tetangga, yang dipikirkan hanyalah dirinya sendiri (individualis/ananiyah), mau ada tetangganya yang sakit, atau ada yang meninggal, atau anaknya tidak sekolah lagi ia masa bodoh alias cuek. Ada yang main judi, ada tetangga yang bawa laki-laki nginap dirumah (pacarnya) sebodo amat yang penting dia tidak mengganggu saya???. Fenomena seperti ini semakin banyak terjadi dilingkungan sekitar kita. Dan jika tidak ada tindakan khususnya dari diri kita sendiri itu berarti tingkat kesensitifan kita mulai berkurang atau justru sudah habis sama sekali?. Jika benar itu yang terjadi berarti ini sebuah musibah besar sebab seorang muslim yang baik adalah yang memperhatikan keadaan sekitarnya dan mengambil tindakan, ada amar makruf nahi munkar.

Tuesday 8 March 2011

Islamic Book Fair 2011

Alhamdulillah kemarin tepatnya Senin, 7 Maret 2011 saya berkesempatan mengunjungi pameran buku Islam di istora senayan. Berangkat bersama 2 orang teman, dengan membawa misi untuk membeli mushaf Al-Quran terjemah guna dipakai pengajian rutin.
Berangkat ba'da dzuhur, sebelum sampai di tempat tujuan mampir dulu di soto bangkong pakubuwono untuk ngisi perut, karena sadar nantinya akan menguras energi. Sampai di istora jam 13.30 langsung menyambangi stand demi stand yang ada disitu, melihat kadang menanyakan harga dan tak lupa diskon-nya, karena salah satu yang menarik di setiap pameran adalah diskonnya, yang tak kan ada di luar pameran.
Setelah memutari seluruh area pameran, sambil mencari perbandingan dari setiap stand, akhirnya kami menemukan juga mushaf yang dicari, kami dapat di stand Gema Insani Press.
Selesai, balik lagi ke Kerinci, sampai jam 15.07 bersamaan dengan kumandang adzan Ashar...

Monday 7 March 2011

Mencari Orang

Dua kali mendapatkan orang untuk asistensi pekerjaan rumah tangga, dua kali itu pula kandas tak bertahan lama.

Yang pertama, hanya bertahan seminggu, kerjanya bagus, dania pun sudah lulut/cocok sama dia, namun mental kerjanya yang belum bagus hingga menyatakan tidak betah karena sepi.

Yang kedua cukup bertahan lama yakni 1 bulan 20 hari, mentalnya bagus, kerjanya bagus namun tempo kerjanya yang lambat pada semua hal mulai mencuci, menggosok dsb, kemudian dengan dania tidak lulut/cocok sama sekali dan dia tidak mencoba 'mendekati' dania, akhirnya dipulangkan saja daripada tiap hari 'makan hati' melihat kelambanannya.

Saat ini masih terus mencari, karena memang sangat membutuhkan dengan dua anak yang ke 1 usia 3,5 th dan yang kedua bayi belum 1 bulan, hingga sangat merepotkan jika semua pekerjaan dibebankan pada istri sendirian.

Sunday 6 March 2011

Nge-charge energi batin

Alhamdulillah hari ini bisa berkumpul dengan mertua, kakak & adik ipar serta keponakan-keponakan.
Bertemu dengan keluarga menghadirkan semangat setelah didera oleh rutinitas kerja & tugas lainnya.
Ada canda tawa di dalamnya, tukar kabar dan informasi, dan yang pasti sebagai bentuk pengamalan perintah ilahi & nabi, tuk menjaga silaturahmi.

Saturday 5 March 2011

Kondisi Fisik

Awalnya dari kurang tidur karena begadang jagain bayi, dilanjut dengan tenggorokan sakit, dan saat ini pilek...dan satu hal lagi cuaca belakangan memang tidak mendukung untuk orang yang kondisi fisiknya tidak fit...tinggallah mencuri-curi waktu untuk istirahat, menghindari makanan yang ber-minyak dulu (ini yang berat sebab salah satu satu makanan favorit ya krupuk) dan kasih asupan makanan dan minuman yang lebih banyak gizi dan proteinnya (gak harus yang mahal)...

Thursday 3 March 2011

Nadia Rahma Maulida

Menjaga Hati dan Fisik

Orang-orang yang berkecimpung dalam dunia dakwah (dengan berbagai macam cara & bentuknya) sebagai jalan hidup (way of life) akan menghadapi kondisi hati & fisik yang fluktuatif (naik turun).

Untuk hati dikarenakan berbagai macam sifat dan karakter orang-orang yang dihadapi membutuhkan stok kelapangan hati yang sangat banyak, sebab jika tidak akan muncul penyakit hati seperti meremehkan, tidak ikhlas, sombong dsb.
Sementara untuk fisik dengan ritme hidup yang begitu padat, cenderung kurang istirahat maka fisik akan terus di "eksploitasi" (dalam hal positif) sehingga butuh perawatan yang baik agar tidak drop dan mengakibatkan sakit.

Prinsipnya sama, anatara hati dan fisik perlu perawatan berjangka agar tidak cepat rusak dengan berbagai macam penyakit, sama seperti mesin yang jika tidak dirawat dengan teratur maka akan cepat rusak atau mudah rusak. Perawatan hati yakni diantaranya dengan stel kembali niat (di toto niate) hingga tidak melenceng kemana-mana, perbanyak memberi (apapun bentuknya) pada orang lain, tawaddhu (lw profile). Sedangkan perawatan fisik diantaranya sempatkan istirahat, olahraga (rutin walau sebentar), makan makanan yang bergizi (walaupun gratisan / ra sa bayar).

Insya Allah jika hati dan fisik selalu terjaga, seluruh aktifitas akan menjadi lancar tanpa hambatan dan yang lebih penting selalu mendapatkan ridho dari Allah SWT.

Ciledug, 3 Maret 2011, 03:19 WIB.
Zulkarnain Abdul Halim

SOMBONG / TAKABBUR

Orang banyak tipe dan macamnya, ada yang pemalu ada yang pemberani, ada yang kaya ada juga yang miskin, juga ada yang rendah diri (tawadhu’ / low profile) ada juga yang sebaliknya yakni sombong alias takabbur. Sombong/Takabbur inilah yang akan kita coba bahas kali ini.

Sombong atau takabbur menurut Imam Al-Gozali dalam Kitab karangannya Bidayatul Hidayah adalah : Setiap orang yang mengaku dirinya lebih baik / hebat dibanding orang lain. Sombong merupakan penyakit yang berbahaya bagi diri kita, ibarat penyakit pada fisik kita maka sombong bagaikan penyakit kanker yang mematikan. Sering kita takut terhadap penyakit-penyakit fisik dan kerap selalu mendiagnosa dan segera mengobatinya, namun kita sering lalai terhadap penyakit-penyakit di jiwa kita dan alfa mengobatinya, satu diantaranya adalah penyakit sombong ini.

Jika seseorang sudah terjangkiti penyakit ini maka ia akan meremehkan orang-orang yang ada disekitarnya khususnya orang-orang yang menurut dia berada dibawah level-nya baik secara fisik, materi, status sosial dan sebagainya. Kadang ia merasa dialah orang yang paling berjasa, orang yang paling penting, jika tidak ada dia maka tidak akan ada kemajuan dan sebagainya. Orang pun akan enggan bergaul dengannya, jangankan orang Allah pun tidak menginginkan orang-orang yang memiliki sifat sombong untuk merasakan kenikmatan di akherat kelak (surga) sebagaimana terdapat dalam surat Al-Qoshos (28) ayat 83 yang artinya :
“ Negeri akhirat itu, Kami jadikan untuk orang-orang yang tidak ingin menyombongkan diri dan berbuat kerusakan di (muka) bumi. Dan kesudahan (yang baik) itu adalah bagi orang-orang yang bertakwa.”
Dan Rasulullah saw sendiri berwasiat bahwa orang yang mempunyai sedikit saja dari sifat sombong tidak bisa masuk surga sebagaimana hadits yang diriwayatkan oleh Muslim, Rasulullah saw bersabda :” Tidak akan masuk surga orang yang di dalam hatinya ada seberat biji sawi (sekecil-pen) dari sifat sombong”.

Jika mengingat kembali kisah Iblis saat tidak mau mengikuti perintah Allah untuk sujud / memberi hormat pada Nabi Adam AS, hal itu dilakukan karena Iblis merasa dirinya lebih baik dari Nabi Adam AS, sehingga ia enggan untuk melaksanakan perintah Allah (QS Al-Baqoroh (2) : 34).

 Menarik untuk disimak tip-tip yang diberikan oleh Imam Al-Gozali guna menghindarkan diri kita dari sifat Takabbur/Sombong, tip-tip ini terdapat dalam Kitab Bidayatul Hidayah karangan beliau :
1.       Jika melihat orang yang umurnya lebih muda/junior, katakan pada diri mu bahwa orang ini dosanya lebih sedikit dibanding kamu yang umurnya sudah lebih tua, berarti ia lebih baik darimu.
2.       Jika engkau melihat orang yang lebih tua/senior, katakan pada diri mu bahwa orang ini sudah lebih lama/banyak ibadahnya dibanding kamu karena hidupnya sudah lebih lama, berarti ia lebih baik darimu.
3.       Jika engkau melihat orang lebih pintar, katakan pada dirimu bahwa orang ini telah memberikan apa yang belum kamu berikan, ia telah menyampaikan apa yang belum engkau sampaikan, dan ia telah tahu apa yang kamu belum tahu.
4.       Jika engkau melihat orang yang lebih bodoh, maka katakan pada dirimu bahwa orang ini ber-maksiat pada Allah karena kebodohannya, sementara engkau maksiat pada Allah pada hal tahu bahwa itu larangan Allah.
5.       Jika melihat orang kafir (non-muslim) katakan, aku tidak tahu mungkin saja suatu ketika orang ini masuk islam dan mengakhiri hidupnya dengan amal baik (husnul khotimah) dan dengan ke-islamannya terhapus seluruh dosa-dosanya dimasa lalu, sementara aku (aku berlindung pada Allah pada hal yang demikian) bisa saja suatu ketika tersesat kemudian kafir dan akhir hidup-ku buruk (su’ul khotimah).
Semoga Allah selalu menjaga kita dari sifat sombong, sebaliknya kita mohon pada Allah agar selalu diberikan sifat tawadhu’ (rendah diri) saat kita belum sukses dan saat telah sukses, saat belum kaya dan saat sudah kaya, dan seterusnya…amin.
Ciledug, 25 Februari 2011 jam 00.01
Zulkarnain Abdul Halim

SOMBONG / TAKABBUR

Orang banyak tipe dan macamnya, ada yang pemalu ada yang pemberani, ada yang kaya ada juga yang miskin, juga ada yang rendah diri (tawadhu’ / low profile) ada juga yang sebaliknya yakni sombong alias takabbur. Sombong/Takabbur inilah yang akan kita coba bahas kali ini.
Sombong atau takabbur menurut Imam Al-Gozali dalam Kitab karangannya Bidayatul Hidayah adalah : Setiap orang yang mengaku dirinya lebih baik / hebat dibanding orang lain. Sombong merupakan penyakit yang berbahaya bagi diri kita, ibarat penyakit pada fisik kita maka sombong bagaikan penyakit kanker yang mematikan. Sering kita takut terhadap penyakit-penyakit fisik dan kerap selalu mendiagnosa dan segera mengobatinya, namun kita sering lalai terhadap penyakit-penyakit di jiwa kita dan alfa mengobatinya, satu diantaranya adalah penyakit sombong ini.
Jika seseorang sudah terjangkiti penyakit ini maka ia akan meremehkan orang-orang yang ada disekitarnya khususnya orang-orang yang menurut dia berada dibawah level-nya baik secara fisik, materi, status sosial dan sebagainya. Kadang ia merasa dialah orang yang paling berjasa, orang yang paling penting, jika tidak ada dia maka tidak akan ada kemajuan dan sebagainya. Orang pun akan enggan bergaul dengannya, jangankan orang Allah pun tidak menginginkan orang-orang yang memiliki sifat sombong untuk merasakan kenikmatan di akherat kelak (surga) sebagaimana terdapat dalam surat Al-Qoshos (28) ayat 83 yang artinya :
“ Negeri akhirat itu, Kami jadikan untuk orang-orang yang tidak ingin menyombongkan diri dan berbuat kerusakan di (muka) bumi. Dan kesudahan (yang baik) itu adalah bagi orang-orang yang bertakwa.”
Dan Rasulullah saw sendiri berwasiat bahwa orang yang mempunyai sedikit saja dari sifat sombong tidak bisa masuk surga sebagaimana hadits yang diriwayatkan oleh Muslim, Rasulullah saw bersabda :” Tidak akan masuk surga orang yang di dalam hatinya ada seberat biji sawi (sekecil-pen) dari sifat sombong”.
Jika mengingat kembali kisah Iblis saat tidak mau mengikuti perintah Allah untuk sujud / memberi hormat pada Nabi Adam AS, hal itu dilakukan karena Iblis merasa dirinya lebih baik dari Nabi Adam AS, sehingga ia enggan untuk melaksanakan perintah Allah (QS Al-Baqoroh (2) : 34).
 Menarik untuk disimak tip-tip yang diberikan oleh Imam Al-Gozali guna menghindarkan diri kita dari sifat Takabbur/Sombong, tip-tip ini terdapat dalam Kitab Bidayatul Hidayah karangan beliau :
1.       Jika melihat orang yang umurnya lebih muda/junior, katakan pada diri mu bahwa orang ini dosanya lebih sedikit dibanding kamu yang umurnya sudah lebih tua, berarti ia lebih baik darimu.
2.       Jika engkau melihat orang yang lebih tua/senior, katakan pada diri mu bahwa orang ini sudah lebih lama/banyak ibadahnya dibanding kamu karena hidupnya sudah lebih lama, berarti ia lebih baik darimu.
3.       Jika engkau melihat orang lebih pintar, katakan pada dirimu bahwa orang ini telah memberikan apa yang belum kamu berikan, ia telah menyampaikan apa yang belum engkau sampaikan, dan ia telah tahu apa yang kamu belum tahu.
4.       Jika engkau melihat orang yang lebih bodoh, maka katakan pada dirimu bahwa orang ini ber-maksiat pada Allah karena kebodohannya, sementara engkau maksiat pada Allah pada hal tahu bahwa itu larangan Allah.
5.       Jika melihat orang kafir (non-muslim) katakan, aku tidak tahu mungkin saja suatu ketika orang ini masuk islam dan mengakhiri hidupnya dengan amal baik (husnul khotimah) dan dengan ke-islamannya terhapus seluruh dosa-dosanya dimasa lalu, sementara aku (aku berlindung pada Allah pada hal yang demikian) bisa saja suatu ketika tersesat kemudian kafir dan akhir hidup-ku buruk (su’ul khotimah).
Semoga Allah selalu menjaga kita dari sifat sombong, sebaliknya kita mohon pada Allah agar selalu diberikan sifat tawadhu’ (rendah diri) saat kita belum sukses dan saat telah sukses, saat belum kaya dan saat sudah kaya, dan seterusnya…amin.
Ciledug, 25 Februari 2011 jam 00.01
Zulkarnain Abdul Halim