Monday 23 May 2016

Ulangan (Tulisan Dania)

Tadi di sekolah ada ulangan kenaikan kelas. Sebelum ulangan aku dan ibu guru berdo'a membaca surat-surat pendek.
Pas ulangan aku jadi semangat karena udah seminggu ngga belajar di sekolah, jadi aku seneng deh bisa belajar lagi bareng teman-teman.
Makanya kita harus belajar yang rajin supaya naik kelas.
Apalagi kalo ada temen yang menyontek jangan dikasih, kita itu harus jujur, kalo kita tidak jujur tidak akan disuka teman, kalo kita jujur pasti akan dipercaya semua orang, lalu di kelas sangat enak belajar.
Tapi aku punya teman dia itu orangnya baik, aku pengen dia itu mau sama aku terus dari kelas 1 sampai kelas 6.
Aku pengen jadi anak yang jujur, tidak sombong.
Kita semua harus jadi orang-orang yang baik dan harus jadi pema'af. Kita sebagai saudara harus hidup rukun, menghormati.
Kita harus belajar jujur.

Sunday 22 May 2016

Bermain Sepatu Roda (Tulisan Dania)

Setiap hari aku, Najwa, Adel, Aura, Nadia bermain sepatu roda di manggala.
Aku sangat suka bermain sepatu roda, di sana sangat menyenangkan.
Tapi lucunya aku pas itu jatoh, waktu aku baru belajar masih jatoh-jatohan, aku sangat malu.
Semua orang juga mau belajar apapun mesti diajarin. Misalnya contohnya aku lagi main jatuh, yang harus teman lakukan apa? kita menolongnya. Makanya kita sebagai manusia harus hidup rukun, menghormati dan yang lain.
Pokoknya aku sangat senang bisa main bareng, apalagi mainnya sama teman yang baik. Senang dan gembira, kita semua bisa menjadi sahabat yang baik.

Saturday 21 May 2016

Taman Safari (Tulisan Dania)

Pada hari Kamis 15-5-2016 Aku Mamah Nadia pergi ke Taman Safari.
Suatu hari Aku dan Nadia sama Mamah naik bis, bisnya itu sangat besar. Sesudah nyampenya di Taman Safari aku ngeliat gajah, kuda nil, jerapah dan yang lain.
Pada saat itu bis yang aku naiki di depannya ada zebra, warna zebra itu hitam dan putih atau disebutnya belang-belang, terus warna jerapah dan yang lain-lain.
Disana aku bermain wahana yang sangat seru. Aku, Nadia, mamah ke rumah hantu, tapi gak jadi di sana menyeramkan, bahkan ada yang sampai nangis, lalu aku naik wahana yang lain, ada kuda-kudaan, ayunan, perahu, pokoknya disana sangat menyenangkan sekali, aku berharap bisa kesana lagi. Soalnya di sana sangat seru.
Terimakasih.

Sunday 15 May 2016

Jenguk Faiz

Sabtu tanggal 14 Mei 2016, salah satu keponakan, Faiz, dirawat di Rumah Sakit Bhakti Asih Ciledug, dia terkena DBD, sebelumnya dia didiagnosa gejala typus, namun setelah beberapa hari setelah berobat tidak menunjukkan perbaikan, maka dilakukan tes darah, sebelumnya sudah tes darah namun negatif DBD karena Trombositnya masih bagus, namun di cek darah yang kedua dengan jarak 3 hari, Tronbosit turun ke angka 83, maka mau tidak mau harus dirawat agar mendapatkan penanganan yang lebih baik.

Mendengar saudaranya dirawat Dania & Nadia terlihat ikut prihatin dari pertanyaan-pertanyaan yang mereka lontarkan terkait Faiz, mereka ingin segera bertemu dengannya, melihat kondisinya.

Alhamdulillah, hari ini Minggu 15 Mei 2016 Dania, Nadia, Ka Izzah, Bang Umar, bang Zahran bisa menjenguk Faiz, sesampai di rumah sakit dan bertemu dengan saudaranya terlihat kegembiraan baik pada yang sakit maupun yang menjenguk, walau terlihat masih lemas Faiz senang dengan kedatangan saudara-saudaranya.

Dalam kesempatan ini juga saya sisipkan pesan pada Dania khususnya bahwa ada 2 hal yang dapat diambil pelajaran:
1. Ketika jenguk orang sakit berikan kegembiraan pada yang sedang sakit agar ia bisa punya semangat untuk bisa cepat sembuh, sapa, kalau memungkinkan ajak ngobrol, dan do'akan agar Allah segera beri kesembuhan.
2. Syukuri Sehat yang Allah sudah kasih, saya ajak Dania melihat ke sekeliling, ada seorang bayi yang nafasnya dibantu oksigen, saya tanya kakak kasihan gak sama dede itu, ya jawabnya, karena itu Nia harus berterima kasih pada Allah sudah dikasih sehat, jangan malas-malasan ibadah & belajar.

Faiz cepat sembuh ya sayang...

Monday 9 May 2016

Monas (Monumen Nasional)

Libur tanggal merah kemarin,  tepatnya Kamis 5 Mei 2016, saya mengajak keluarga,  istri,  kakak,  dede dan seorang keponakan untuk jalan-jalan ke Monas (monumen nasional). Ini juga sebagai wujud menumbuhkan cinta tanah air sejak dini pada anak-anak melalui wisata sejarah seperti ini.

Sampai di Monas sekitar jam 8 pagi,  parkir kendaraan terlihat sudah mulai padat,  langsung kami memasuki kawasan Monas yang super luas & super hijau dengan banyaknya pohon-pohon besar serta penataan tamannya yang bagus. Udara pagi yang segar kami rasakan,  anak-anak sudah tidak tahan lagi untuk main sepatu roda yang memang sudah diniatkan dari rumah.




Tidak lama main sepatu roda sambil diselingi foto-foto dengan background Monas,  posisi kami semakin mendekat ke arah Monas,  terlihat antrian yang cukup panjang untuk masuk ke dalam Monas. Segera saja kami mengajak keluarga untuk masuk ke dalam, karena sudah bisa dipastikan semakin siang antrian masuk Monas pasti makin panjang.

Dan ternyata menuju pintu masuk Monas butuh pengorbanan yang cukup lumayan,  karena kita harus memutari Monas dari arah pintu masuk tadi,  untuk sedikit meringankan, saya bilang pada istri & anak-anak bahwa anggap saja ini bagian dari olahraga muterin Monas,  karena sudah lama tidak ke Monas (terakhir kurang lebih 20 tahunan yang lalu)  sehingga agak bingung juga dengan arah-arah menuju pintu masuk, namun berkat mengikuti petunjuk-petunjuk arah yang sudah ada,  akhirnya sampai juga kami di pintu masuk Monas.






Selanjutnya adalah membeli tiket masuk Monas,  berikut perinciannya sbb :
1. Masuk s/d cawan Monas dewasa Rp. 5.000/orang,   untuk anak-anak/pelajar Rp. 2.000/orang.
2. Masuk s/d puncak Monas dewasa Rp. 10.000/orang,  untuk anaka-anak/pelajar Rp. 2.000/orang.
3. Sumbangan berupa shadaqah untuk Bazis Jakarta sebesar Rp. 1.000

Setelah beli tiket,  masuk menuju pintu masuk,  dan kami lihat-lihat sebentar diorama sejarah yang ada di lantai bawah Monas, tidak lama disini kami langsung beranjak untuk menaiki puncak Monas.


Dan ternyata antrian sudah panjang sekali,  kami masuk dalam antrian tersebut,  terlihat rupanya yang ingin masuk Monas dari segala umur, dan sebagian besar berasal dari luar daerah Jakarta berdasarkan obrolan-obrolan yang terdengar diantara mereka, ada juga rombongan pelajar dari Jombang Jawa Timur yang sepertinya sedang study tour.






Kurang lebih 1 (satu) jam kami antri untuk naik ke atas puncak Monas, sampailah ke lift yang akan mengantarkan kami ke atas. Terlihat di dekat pintu lift ada informasi tentang jam operasioanl lift, yang ternyata sekarang sampai jam 10 malam, jadi bagi yang ingin melihat keindahan kota Jakarta di malam hari bisa ke puncak Monas.




Sampai di puncak Monas yang menjadi incaran pertama adalah teropong yang ada disetiap sudut, tanpa teropong pun sudah terlihat keindahan Jakarta dari atas dengan mata telanjang, kebetulan ketika kami berada di atas sedang turun hujan sehingga agak tidak leluasa untuk memandang.






Setelah puas lihat-lihat Jakarta dari ketinggian, kami duduk sebentar menikmati pisang goreng yang memang di bawa dari rumah, diiringi angin yang cukup kencang, terasa semakin nikmat pisang goreng made in istri tercinta.



Kurang lebih 30 menit berada di puncak Monas, kami pun bergegas untuk turun dan pulang menuju rumah membawa cerita-cerita indah tentang Monas.