Sunday 15 January 2017

Bisnis Rumahan

Sudah beberapa bulan ini, rumah dijadikan warung. Awalnya hanya jualan sosis, tahu bulat dll. Namun sekarang lebih pada kebutuhan sehari-hari, atau sering disebut warung kelontong. Dari mulai jajanan anak-anak, kopi, susu, detergen, sabun, shampo, indomie, minyak goreng, beras dan masih banyak lagi (kepanjangan kalau disebutin semua ☺☺☺).

Inisiatif warung ini dari istri beserta operasional sehari-harinya,  yang jelas diniatkan untuk mencari tambahan rizki yang halal dan berkah, disamping itu juga memudahkan tetangga untuk belanja keperluan sehari-hari karena tidak perlu jauh-jauh belanjanya.

Buka warung ini juga untuk mendidik anak kami yang paling besar (learning by doing) untuk menjemput rezeki dari ber-usaha, makanya dia sering dilibatkan baik untuk melayani pembeli, maupun merapikan dagangan ketika buka atau tutup warung. 

Nge-warung juga bukanlah hal yang baru bagi saya, sebab orang tua dulu adalah pedagang (buka warung), jadi warung sudah menjadi keseharian keluarga kami sejak dulu kala, sekarang-pun hampir semua kakak buka warung.

Adapun catatan-catatan penting yang bisa dipelajari dari buka warung (atau bagi yang baru mau buka warung) adalah  :

  1. Cari tempat belanjaan (agen) yang paling murah, belum tentu belanja di pasar besar (seperti di pasar ciledug dekat rumah) lebih murah dibanding agen-agen di luar pasar, karena itu perlu rajin-rajin blusukan mencari agen pembanding.
  2. Harga jual jangan terlalu mahal, alias ambil untung jangan kebanyakan. Yang penting perputaran barang bisa lancar dan cepat. Harga mahalan sedikit pelanggan bisa kabur ke warung lain.
  3. Stok barang dilengkapin, sebab pembeli biasanya akan membeli tidak hanya 1 jenis barang saja, melainkan sekaligus timpalannya/temannya, sebagai contoh kalau ada yang beli beras biasanya sekalian indomie, telor, kerupuk, saos atau kecap. Makanya perlu update terus stok    barang dikit demi sedikit. Kalau tidak lengkap, pelanggan akhirnya akan mencari warung yang lebih lengkap.
  4. Melayani dengan ramah dan sabar, siapapun gak akan terus-terusan beli ke warung yang melayani dengan tidak ramah dan sabar, pasti dia akan cari warung yang lain, walau agak jauh.
  5. Pintar-pintar memutar uang, ada yang dibelanjakan kembali untuk membeli barang yang sudah habis atau mau habis (jangan sampai dagangan habis uang juga habis bukan untuk belanja tapi terpakai untuk kebutuhan yang lain), ada juga untuk menabung (kecil saja tapi tiap hari) dan dari tabungan inilah kita bisa membeli barang yang dibutuhkan, juga sebagai tanda dari hasil berjualan (ada bekasnye kate orang betawi).

No comments:

Post a Comment