Saturday 17 November 2012

Manfa'at Mengingat Mati

Ketika barang berharga yang kita pergunakan sehari-hari hilang seperti Handphone, motor, mobile atau yang lainnya pastilah timbul perasaan penyesalan dalam diri kita, kok bisa hilang, kok kenapa tidak dikunci atau kita coba mencari-cari alasan lain  sebagai bentuk dari kehilangan. Namun seiring dengan waktu (dan rejeki) barang-barang yang hilang itu dapat diwujudkan kembali, handpone hilang kita bisa membeli Hp yang baru dan seterusnya.  Pertanyaannya adalah bagaimana jika yang hilang adalah nyawa kita yang hanya satu-satunya ini ??? bisakah dengan berjalannya waktu kita bisa mewujudkannya kembali, membeli nyawa yang baru ? that’s impossible.

Padahal kematian itu kita tidak tahu kapan datangnya, sebab kematian datang bukan dikarenakan sakit, sebab banyak orang yang punya penyakit yang berat/parah bertahan hidup, bukan juga dikarenakan usia tua, sebab banyak orang-orang muda dan sehat tiba-tiba meninggal dunia, kematian juga tidak mengenal tempat dan keadaan, jika memang sudah saatnya (ajal) maka tidak ada satu kekuatan pun yang dapat menundanya (QS. Al-Munafiqun (63) : 11). Dan kitapun tidak dapat bersembunyi atau menghindar darinya karena maut akan mendatangi kita pada saatnya bukan kita yang mendatanginya (QS Al-Jumu’ah ayat 8)

Disinilah letak pentingnya selalu mengingat akan kematian, setidaknya ada 3 manfaat dari sering-sering mengingat kematian sebagaimana disampaikan oleh Imama Ad-Daqooq yakni :

1. Bersegera untuk ber Taubat, bagaimana tidak seseorang yang tahu bahwa dirinya akan mati pasti tidak mau kematiannya akan mengikut sertakan dosa-dosa yang selama ini sadar atau tidak sadar telah dilakukannya. Ia ingin clear  & clean dihadapan Allah SWT. Sebagaimana seorang musafir yang membawa bekal banyak maka ia tidak ingin bekalnya akan memberatkan ketika sampai ditujuan, yang dicari adalah bekal yang dapat meringankan dalam perjalanan selanjutnya. Taubat berarti kembali (pada Allah SWT), sebab orang yang berbuat maksiat sebenarnya ia telah keluar dari garis edar (orbit) yang telah Allah tetapkan, begitu ia sadar dan taubat maka ia pun kembali pada garis edar yang benar.

2. Hati yang Qona’ah, menururut kamus Al-Munawwir Qona’ah yang asal katanya Qoni’a-Yaqna’u berarti merasa puas atau rela, jadi dengan senantiasa mengingat kematian seseorang akan rela terhadap apapun kejadian yang menimpanya, khususnya hal-hal yang tidak mengenakkan, karena ia yakin kesulitan-kesulitan yang ia alami di dunia ini tidak selamanya alias ada batas akhirnya. Ada ungkapan mengatakan Ad-dun-ya wamaa fiihaa faaniyah wal aakhirotu wamaa fiihaa baaqiyah yang artinya Dunia dan segala isinya adalah Sirna/Sementara, Akhirat dan segala isinya adalah Tetap/Kekal. Ada optimisme walau di dunia ia ‘susah’ kelak di akherat akan mendapatkan kebahagiaan selama ia menjalani kehidupan di dunia lurus-lurus saja tanpa melanggar aturan-aturan syariat.

3. Rajin Ibadah, jika kita tahu bahwa besok akan mati niscaya mulai saat itu juga kita akan banyak beribadah, begitu pula orang yang selalu ingat bahwa dirinya bisa mati kapan saja, dimana saja dan dengan cara apa saja akan selalu menjaga ibadahnya, ia tidak mau ‘kecolongan’ mati dulu nyesel kemudian. Yang sunnah apalagi yang wajib tidak ditinggalkannya, sebab ia sadar itulah (ibadah/amal) yang akan dibawanya kelak saat mati, bukan harta, bukan keluarga dan lainnya.

Kematian adalah sebuah Misteri/Rahasia Ilahi yang kita jangan bermain-main dengannya, dengan senantiasa mengingat akan mati moga kehidupan kita di dunia semakin ter-arah dan tidak salah arah.

No comments:

Post a Comment