Sunday 18 November 2012

Utusan utusan Kematian

Setiap orang berkendaraan yang berbahan bakar (bensin/solar), berapapun jumlah roda nya, pasti akan selalu memperhatikan fuel meter atau alat untuk menandakan persediaan bahan bakar, manfaatnya adalah untuk siap-siap jika bahan bakar sudah mau habis maka harus sudah diisi kembali agar tidak berhenti mendadak ditengah jalan. Kalau begini maka tidak boleh jauh-jauh dari Pom Bensin, atau setidaknya bisa diperkirakan di depan perjalanan ada Pom Bensin. Jika tidak, cilaka 12, bayang-bayang kesengsaraan sudah hadir dipelupuk mata.
Mengambil pelajaran dari Fuel meter ini bisa diibaratkan seperti Umur kita, dimana ada posisi penuh atau F, kita gambarkan dengan sehat, banyak harta, lagi pegang amanah jabatan dll,  saat seperti ini berarti harus gas pol/geber abis untuk kebaikan atau amal soleh, sementara saat E atau emergency digambarkan sakit-sakitan, sudah tua, lemah dll saat seperti ini adalah pertanda akan segera berakhir, saatnya mawas diri dan hati-hati, karena undangan kematian sudah banyak berdatangan.

Berkaitan dengan ini dalam Kitab At-Tadzkiroh bi ahwaalil mautaa waumuuril-aakhiroh (Peringatan akan hal-hal kematian dan perkara-perkara akherat)  karangan Imam Al-Qurthubi ada Bab Khusus yang membahas tentang Utusan-utusan sebelum datangnya Kematian,  diantaranya disebutkan bahwa ada satu riwayat yang mengatakan : Sebagian para nabi ada yang bertanya kepada malaikat maut, apakah engkau (malaikat maut) mempunyai utusan-utusan sebelum engkau datang (mencabut nyawa), agar manusia waspada akan kedatanganmu?, malaikat maut menjawab : Ya, demi Allah aku memiliki utusan-utusan berupa:

- Musibah-musibah,
- penyakit-penyakit,
- Uban (rambut memutih),
- perasaan bingung,
- perubahan pendengaran dan penglihatan.

Dari riwayat ini setidaknya kita dapat mengambil pelajaran bahwa kejadian-kejadian yang menimpa kita seperti musibah, sakit, uban yang mulai tumbuh atau mulai mendominasi di kepala, bingung, kemampuan fisik yang semakin menurun adalah pertanda/pengingat atau ibarat Traffict Light itu lampu kuning dimana kita harus hati-hati. Dan sikap terbaik jika sudah diingatkan adalah memperbaiki hal-hal yang belum benar dan baik, jika sudah baik atau on the track maka tinggal ditambahkan kualitas dan kuantitasnya saja. Janganlah termasuk orang ‘terkunci’ mata hatinya, kejadian apapun yang menimpa, tidak memberikan ke-Sadaran. Jangan pula kita menunggu tua dan pensiun baru mulai ‘menanam’ amal soleh, sebab umur tidak sama persis dengan bahan bakar (bensin/solar) yang dapat diprediksi kapan habisnya.

No comments:

Post a Comment