Saya terharu dan terinspirasi dengan sikap
orang-orang dekat saya yang sangat perhatian pada orang tuanya. Mereka
bukanlah orang-orang yang tidak sibuk, justru mereka sangat sibuk dengan
urusan bisnis dan pekerjaannya, namun sesibuk apapun perhatian pada
orang tua diprioritaskan.
Jika kita flashback saat kita kecil, perhatian
orang tua pada kita sangat besar sekali, badan panas akan membuat
khawatir, was-was kalau-kalau anaknya sakit ini atau itu. Selezat apapun
hidangan yang ada dihadapan mereka rasanya menjadi hambar selama sang
buah hati masih belum membaik. Jika anak tak kunjung membaik justru
semakin parah, orangtua berharap biar mereka saja yang merasakan
sakitnya jangan anak saya. Mereka rela mengorbankan waktu tidurnya
dimalam hari demi memastikan kondisi anak baik-baik saja. Saat sang anak
berulang tahun orang tua berusaha semaksimal mungkin sesuai dengan
kemampuan memberikan suatu hadiah yang dapat menggemberikan hati sang
anak.
Waktu terus berjalan, sang anak kini telah dewasa,
sudah memiliki suami/istri dan anak, sementara sang orang tua sudah
semakin tua, dengan rambut yang semakin memutih, kulit keriput, tenaga
melemah mudah sakit, keterbatasan pendengaran dan penglihatan dan lain
sebagainya. Bagi orang tua walau waktu telah berubah namun perhatian,
kasih sayang, dan do’anya tidak pernah berubah. Mereka akan bahagia dan
senang jika melihat anak cucu nya bahagia dan senang, sebaliknya mereka
pun ikut merasa pedih jika anak dan cucu sedang menderita.
Yang menjadi bahan renungan adalah sudahkah kita
mengorbankan diri untuk orang tua kita. Saat orang tua sakit sudahkah
kita mengajak mereka berobat ke dokter atau paling tidak memberikan obat
untuk menghilangkan rasa sakitnya? Saat mereka ingin ngobrol tentang
apa saja sudahkah kita menyempatkan waktu dan diri untuk menemaninya
mengobrol, orang tua sangat senang sekali jika bisa ngobrol dengan
anaknya. Saat selesai shalat sudah kah kita menyisipkan do’a khusus
untuk orang tua kita?
Gantian dong…mereka sudah berkorban banyak, sementara kita masih sedikit berkorban untuk mereka…
No comments:
Post a Comment